Zat Anti Bakteri

Produk desinfektan dan antiseptik yang banyak digunakan secara komersial adalah senyawa triclosan dan fenol. Senyawa triclosan dalam beberapa dekade merupakan senyawa kimia yang paling banyak digunakan dalam produk-produk yang berkaitan dengan antiseptik. Namun berdasarkan laporan FDA (Food Drug Administration), ESSC (European Scientific Steering Committee), dan Department of Health and Ageing Australian Government setelah 40 tahun penggunaan, dilaporkan bahwa triclosan memiliki efek yang tidak baik terhadap kesehatan dan lingkungan. Berdasarkan hasil studi tersebut, maka di negara-negara eropa hingga saat ini sudah mulai mengurangi secara signifikan penggunaan fenol dan triclosan. Walaupun produk triclosan dan fenol memiliki harga yang murah, namun kesadaran akan pentingnya kesehatan dan lingkungan, maka penggunaan fenol dan triclosan mulai dikurangi.

Menurut FDA pada tahun 2016 seluruh produk antiseptik yang berbasis triclosan, triclocarban, dan senyawa kimia lain yang memiliki sifat antiseptik direkomendasikan untuk dikurangi. Menurut FDA triclosan ditemukan hampir 75% pada sabun cair antiseptik dan pembersih badan yang dijual di Amerika. FDA juga menyebutkan bahwa sekitar 93% produk sabun antiseptik mengandung triclosan dan triclocarban. Nilai pasar untuk industri baru antiseptik pengganti triclosan seperti yang dilaporkan oleh FDA setidaknya akan tumbuh hingga nilai 1 miliar dollar AS atau Rp. 13-14 triliun setelah peraturan baru tersebut diterapkan yang dimulai pada tahun 2016. Produsen sabun antiseptik dunia yang terkenal seperti Henkel,  unilever, Colgate-Palmolive, Co., Dow Chemical, Co. Telah memulai usahanya untuk beralih dari penggunaan antiseptik berbasis triclosan dan triclocarban kepada antiseptik yang berbasis kepada silver, baik dalam bentuk ion, maupun partikel. Sedangkan untuk nanosilver sendiri penggunaanya masih terbatas, sehingga memiliki potensi pengembangan yang cukup prospektif kedepannya.

Berdasarkan data dari sumber Perdana W.S dan Aris M (Jurnal Dikta Ekonomi, 2017) disebutkan bahwa untuk pasar di Indonesia yang menggunakan bahan antiseptik dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Deterjen pembersih mempunyai nilai pasar sekitar Rp. 2 triliun.
  2. Pelembut/pewangi/penyegar/pelicin pakaian mempunyai nilai pasar sekitar Rp. 1,2 triliun.
  3. Sampo mempunyai nilai pasar sekitar Rp. 500 miliar.
  4. Sabun mandi batang mempunyai nilai pasar sekitar Rp. 1 triliun.  

Jika melihat fungsi dan aplikasi dari produk nano silver, hampir disetiap lini produk saat ini menggunakan nano silver seperti untuk herbisida, food packaging, tekstil, produk toiletries, desinfektan, fungisida dan lain sebagainya.